
"Namun isu percepatan pengurangan stimulus AS masih mendominasi dan cukup membebani rupiah," katanya.
Ia menambahkan Bank Indonesia yang menaikan suku bunga acuan (BI rate) menjadi 7,5 persen ternyata juga belum cukup mampu mengangkat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Sementara itu, Analis pasar uang Bank Mandiri Renny Eka Putri menambahkan ekspektasi pasar terhadap Neraca Perdagangan Indonesia yang diperkirakan mengalami defisit hingga akhir tahun ini juga menjadi salah satu faktor pendorong rupiah terus tertekan.
Ia mengharapkan, Bank Indonesia yang menaikan BI rate sebesar 25 bps menjadi 7,5 persen kemarin (Selasa, 12/11) dapat menahan tekanan rupiah lebih dalam ke depannya.
"Dampak dari kenaikan BI rate bagi rupiah memang belum terasa saat ini, dinaikannya BI rate itu diharapkan juga untuk mengantisipasi ekspektasi tingginya inflasi menjelang perayaan Natal dan tahun Baru 2014," katanya.
Sementara itu pada pukul 09.45 WIB, nilai tukar rupiah terpantau kembali tertekan sebesar 29 poin menjadi Rp11.630 per dolar AS.(rr)
No comments:
Post a Comment